📘 قراءة كتاب ldquo Mengapa Kita Shalat rdquo أونلاين
Dalam sebuah percakapan, Alan berkata keheranan kepada Fulan, "Aneh sekali tingkah
lakumu! Terlalu banyak kritikan yang kamu lontarkan. Alangkah tajam sorotanmu!" Alan
melanjutkan perkataannya, "Sekarang coba renungkan, apakah aneh bagimu bila ada dua
orang saling berbagi, seia sekata, yang satu berandai dapat mencurahkan isi hatinya kepada
temannya itu dan yang satu lagi ingin berkorban untuk temannya walau dengan nyawanya
sekalipun."
"Tahukah kamu siapa kedua orang itu? Keduanya tidak lain adalah ayah dan anak. Sang ayah
begitu mengasihi sang anak, sementara sang anak begitu berbakti kepada sang ayah.
Tidakkah hubungan antara keduanya membuatmu senang?"
Fulan menyahut, "Tentu, demi Rabb-ku! Tiada yang lebih agung dari pada hubungan yang
membuat hati saling terkait, kekuatan tergalang dan nikmat, serta karunia tersyukuri. Apakah
di dalam kehidupan ini, manusia bisa hidup terputus dari kontak dengan kaum kerabat,
tetangga, teman dan rekan? Bukankah pada asalnya ia diciptakan sebagai makhluk sosial?"
Alan lantas berkata, "Aku melihat dirimu begitu meyakini akan pentingnya interaksi sosial
antar manusia yang dibangun di atas pondasi kasih sayang, saling tolong-menolong,
pengakuan atas jasa baik dan kebaikan."
Fulan menimpali, "Benar."
"Bagaimana jika ada orang yang mengingkari kebaikan dan jasa baik?" tanya Alan.
"Apakah ada seorang yang memiliki sedikit rasa malu atau memiliki perasaan akan
melakukan tindakan seperti itu?" tanya Fulan keheranan.
"Ya. Itu adalah kamu!" tandas Alan.
Seketika itu juga Fulan marah dan ingin menghajar Alan karena ucapannya itu. Namun
kemudian, ia berpikir ulang dan meredam dirinya seraya berkata, "Apa maksudmu?"
Alan menjawab, "Karena kamu mengingkari anugerah dan nikmat Allah Subhaanahu
Wata'ala atasmu."
"Bagaimana hal itu bisa terjadi?" tanya Fulan.
Alan berkata, "Bukankah Allah Subhaanahu Wata'ala Pemberi karunia dan anugerah?"
"Benar," jawab Fulan.
"Adakah Dia berhak disyukuri atas hal itu?" tandas Alan.
Ada beberapa pertanyaan yang sering muncul seputar shalat diantaranya: Apakah shalat itu denda yang harus dibayar seseorang? Apakah shalat hanya sekedar membuangbuang waktu, sedang seseorang tidak memiliki sisa waktu dari aktivitasnya hanya sekedar untuk buang percuma? Apakah shalat itu prinsip paksaan, yang seseorang dipaksa? Apa manfaat yang akan diraih seseorang dari shalat? Apa pula kerugian yang dia tanggung jika meninggalkannya? Apakah…? Kenapa…?
Kini, mari kita tuntaskan pertanyaanpertanyaan di atas satu persatu, kemudian menjawabnya dengan jawaban yang tidak menyisakan keraguan bagi orang yang ragu.….
حجم الكتاب عند التحميل : 2.3 ميجا بايت .
نوع الكتاب : pdf.
عداد القراءة:
اذا اعجبك الكتاب فضلاً اضغط على أعجبني و يمكنك تحميله من هنا:
شكرًا لمساهمتكم
شكراً لمساهمتكم معنا في الإرتقاء بمستوى المكتبة ، يمكنكم االتبليغ عن اخطاء او سوء اختيار للكتب وتصنيفها ومحتواها ، أو كتاب يُمنع نشره ، او محمي بحقوق طبع ونشر ، فضلاً قم بالتبليغ عن الكتاب المُخالف:
قبل تحميل الكتاب ..
يجب ان يتوفر لديكم برنامج تشغيل وقراءة ملفات pdf
يمكن تحميلة من هنا 'http://get.adobe.com/reader/'