📘 قراءة كتاب Keistimewaan aqidah Islam aqidah Ahli Sunnah wal Jama rsquo ah أونلاين
Aqidah Islam yang tercermin di dalam aqidah Ahli Sunnah wal Jama’ah
memiliki sejumlah keistimewaan yang tidak dimiliki oleh aqidah manapun.
Hal itu tidak mengherankan, karena aqidah tersebut diambil dari wahyu
yang tidak tersentuh kebati lan dari arah manapun datangnya.
Keistimewaan itu antara lain:
1- Sumber Pengambilannya adalah Murni
Hal itu karena aqidah Islam berpegang pada Al-Qur’an, As-Sunnah, dan
ijma’ Salafush shalih. Jadi, aqidah Islam diambil dari sumber yang jernih dan
jauh dari kekeruhan hawa nafsu dan syahwat.
Keistimewaan ini tidak dimiliki oleh berbagai madzhab, millah dan ideology
lainnya di luar aqidah Islam (aqidah Ahli Sunnah wal Jama’ah).
Orang-orang Yahudi dan Nashrani menjadikan para pendeta dan rahib mereka
sebagai tuhan selain Allah.
Kaum sufi mengambil ajarannya dari kasyaf (terbukanya tabir antara
makhluk dengan Tuhan), ilham, hadas (tebakan), dan mimpi.
Kaum Rafidlah mengambil ajarannya dari asumsi mereka di dalam al-jafr
(tulisan tangan Ali bin Abi Thalib _) dan perkataan imam-imam mereka.2
1
) Dinukil dari Aqidah Ahli Sunnah wal Jama’ah : Mafhumuha Khashaishuha wa Khashaishu
Ahliha karya Syaikh Muhammad Ibrahim al-Hamd dan ditaqdim oleh al-Allamah Ibnu Bazz Rahimahullahu, Lihat
Dakwah At-Tauhid karya Al-Harras, hal. 252-257; Rasa’il fi Al-Aqidah karya Syaikh Muhammad bin Utsaimin, hal.
43-44; Mabahits fi Aqidah Ahli Sunnah, hal. 29-34; dan Wujub Luzum Al-Jama’ah wa Tarki At-Tafarruq, DR. Jamal
bin Ahmad bin Basyir Badi, hal. 286-287
Para Ahli kalam mengambil ajarannya dari akal (rasio).
Sementara itu para penganut madzhab-madzhab pemikiran dan aliran-aliran
sesat lainnya, seperti Komunisme dan Sekularisme, mendasarkan pokok-
pokok mereka pada sampah pikiran orang-orang sesat dan pola pikir
orangorang kafir dan atheis yang menjadikan hawa nafsu dan syahwat
mereka sebagai sumber hukum bagi hamba-hamba Allah.3
Sedangkan aqidah Ahli Sunnah wal Jama’ah –alhamdulillah- selamat dan
bersih dari kebohongan dan kepalsuan semacam itu.
2. Berdiri di atas Pondasi Penyerahan Diri kepada Allah dan Rasul-Nya
Hal itu karena aqidah bersifat ghaib, dan yang ghaib tersebut bertumpu
pada penyerahan diri. Islam tidak akan berdiri tegak melainkan di atas
pondasi penyerahan diri dan kepasrahan.
Jadi, iman kepada yang ghaib merupakan salah satu sifat terpenting bagi
orang-orang mukmin yang dipuji oleh Allah Ta’ala.
Firman-Nya,
“Alif laam miin. Kitab ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi
mereka yang bertaqwa. Yaitu, mereka yang beriman kepada yang ghaib,yang
mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian rizki yang Kami anugerahkan
kepada mereka.” (QS. Al-Baqarah: 1-3)
Sebab, akal tidak mampu memahami yang ghaib dan tidak mampu secara
mandiri mengetahui syariat secara rinci, karena kelemahan dan
keterbatasannya. Sebagaimana pendengaran manusia yang terbatas
penglihatannya yang terbatas, dan kekuatan yang terbatas, maka akalnya
2
) Lihat Ar-Rad Al-Kafi ‘Ala Mughalathati Ad-Duktur Ali Abdul Wahid Wafi karya Ihsan Ilahi Zhahir, hal. 211-216;
Ushul Madzhab Asy-Syi ’ah Al-Imamiyah Al -Itsnay ‘Asyariyah karya DR.Nashir Al-Qifari, 2/586, 588-609; dan
Mas’alah At-Taqrib Baina Ahli Sunnah wa Asy-Syi ’ah karya DR. Nashir Al-Qi fari, 1/247
3
) Tentang komunisme lihat Madzahib Fikriyah Mu’ashirah, Muhammad Quthub, hal. 409; Al-Kaid Al-Ahmar,
Abdurrahman Habankah Al -Maidani; Asy-Syuyu’iyah fi Mawazin Al-Islam,
Labib As-Sa’id; dan Naqd Ushul Asy-Syuyu’iyah, Syaikh Shalih bin Sa’ad Al -Luhaidan. Tentang sekularisme lihat Al-
Ilmaniyah DR. Safar bin Abdurrahman Al -Hawali, hal. 21-24,
132-134; dan Al-Ilmaniyah wa Tsimariha Al-Khabitsah, Syaikh Muhammad Syakir Asy-Syarif
pun terbatas. Sehingga tidak ada pilihan lain selain beriman kepada yang
ghaib dan berserah diri kepada Allah Azza wa Jalla.
Sedangkan aqidah-aqidah lainnya tidak berserah diri kepada Allah dan Rasul-
Nya, melainkan tunduk kepada rasio, akal, dan hawa nafsu. Padahal, sumber
kerusakan umat dan agama tidak lain adalah karena mendahulukan aqli
daripada naqli, mendahulukan rasio daripada wahyu, dan mendahulukan
hawa nafsu daripada petunjuk.4
3. Sesuai dengan Fitrah yang Lurus dan Akal yang Sehat
Aqidah Ahli Sunnah wal Jama’ah sesuai dengan fitrah yang sehat dan
selaras dengan akal yang murni. Akal murni yang bebas dari pengaruh
syahwat dan syubuhat tidak akan bertentangan dengan nash yang shahih dan
bebas dari cacat.
Sedangkan aqidah-aqidah lainnya adalah halusinasi dan asumsi-asumsi yang
membutakan fitrah dan membodohkan akal.
Oleh karena itu, jikalau diandaikan bahwa seseorang bisa melepaskan diri
dari segala macam aqidah dan hatinya menjadi kosong dari kebenaran dan
kebatilan, kemudian ia mengamati semua jenis aqidah –yang benar maupun
yang salah- dengan adil, fair, dan pemahaman yang benar, niscaya ia akan
melihat kebenaran dengan jelas dan mengetahui bahwasanya orang yang
menganggap sama antara aqidah yang benar dan yang tidak benar adalah
seperti orang yang menganggap sama antara malam dan siang. 5
4. Sanadnya Bersambung kepada Rasulullah _, Para Tabi’in, dan Imam-
Imam Agama, baik dalam Bentuk Ucapan, Perbuatan, maupun Keyakinan
(I’tiqad)
Keistimewaan ini merupakan salah satu karakteristik Ahli Sunnah yang
diakui oleh banyak seterunya, seperti Syi’ah dan lain-lain. Sehingga –
4
) Lihat Al-Mahdi Haqiqah La Khurafah, Syaikh Muhammad bin Isma’il, hal. 14
5
) Lihat Al -Adillah wa Al-Qawathi ’ wa Al-Barahin fi Ibthali Ushul Al-Mulhidin, Syaikh Ibnu Sa’di,
hal. 309
6
alhamdulillahtidak ada satu pun di antara pokok-pokok Ahli Sunnah wal
Jama’ah yang tidak memiliki dasar atau landasan dari Al-Qur’an dan As-
Sunnah, atau riwayat dari generasi Salafush shalih.
Berbeda dengan aqidah-aqidah lainnya yang bersifat bid’ah dan tidak
memiliki landasan dari Al-Qur’an, As-Sunnah, maupun riwayat dari generasi
Salafush shalih.
5. Jelas, Mudah dan Terang
Aqidah Islam adalah aqidah yang mudah dan jelas, sejelas matahari di
tengah hari. Tidak ada kekaburan, kerumitan, kerancuan, maupun
kebengkokan di dalamnya. Karena, lafazh-lafazhnya begitu jelas dan
maknamaknanya demikian terang, sehingga bisa dipahami oleh orang berilmu
maupun orang awam, anak kecil maupun orang tua. Karena Rasulullah _
membawakannya dalam kondisi yang putih bersih, malam harinya seperti
siang harinya. Tidak ada yang menyimpang darinya selain orang yang binasa.
Salah satu contoh kejelasannya adalah sebuah kitab yang sangat populer di
dalam Hadis tentang Jibril.6 Hadis ini memaparkan pokok-pokok ajaran Islam
dengan sangat mudah, ringan, jelas dan terang.
Dalil-dalil lain seperti itu sangat banyak jumlahnya. Begitu pasti, nyata, dan
jelas. Maknanya merasuk ke dalam pemahaman dengan penglihatan awal
dan pandangan pertama. Semua orang bisa memahaminya. Karena dalil-
dalilAl-Qur’an dan As-Sunnah bagaikan makanan yang dimanfaatkan oleh
setiap manusia, bahkan seperti air yang bermanfaat bagi anak-anak, bayi,
orang yang kuat maupun orang yang lemah.
Dalil-dalil Al-Qur’an dan As-Sunnah demikian nikmat dan jelas, sehingga bisa
memuaskan dan menenangkan jiwa, serta menanamkan keyakinan yang
benar dan tegas di dalam hati.
Tidakkah anda memikirkan bahwa yang mampu memulai pasti lebih mampu
untuk mengembalikan lagi.
Allah Ta’ala berfirman,
) Lihat Shahih Muslim, Kitab Al-Iman, 1/36-38, no. 8
“Dan Dia-lah yang memulai penciptaan kemudian mengembalikannya
kembali, dan itu lebih mudah bagi-Nya.” (QS. Ar-Ruum: 27)
Manajemen di sebuah tempat saja tidak mungkin bisa berjalan dengan tertib
bilamana ditangani oleh banyak manajer. Bagaimana pula dengan alam
semesta?
Allah Ta’ala berfirman,
“Sekiranya di langit dan di bumi itu ada tuhan-tuhan selain Allah, tentulah
keduanya itu telah rusak binasa.” (QS. Al-Anbiya’: 22)
Yang hendak menciptakan pastilah mengetahui dahulu kemudian
menciptakan.
Allah Ta’ala berfirman,
“Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui; sedangkan Dia Maha
Halus lagi Maha Mengetahui?” (QS. Al-Mulk: 14)
Dalil-dalil semacam itu bagaikan air yang digunakan oleh Allah untuk
menciptakan segala sesuatu yang hidup.7
6. Bebas dari Kerancuan, Paradoks dan Kekaburan
Di dalam aqidah Islam sama sekali tidak ada tempat untuk hal-hal
semacam itu. Bagaimana tidak? Aqidah Islam adalah wahyu yang tidak bisa
dimasuki oleh kebatilan dari arah manapun datangnya.
Sebab, kebenaran itu tidak mungkin rancu, paradoks, maupun kabur,
melainkan serupa satu sama lain dan saling menguatkan.
Allah Ta’ala berfirman,
“Andaikata Al-Qur'an itu berasal dari selain Allah, niscaya mereka
mendapat banyak pertentangan di dalamnya.” (QS. An-Nisaa’: 82)
Sedangkan kebatilan justru sebaliknya. Anda menemukan bahwa bagian yang
satu membatalkan bagian yang lain, dan para pendukungnya benar-benar
paradoks.
Buku ini menjelaskan prinsipprinsip dasar aqidah ahlussunnah wal jamaah yang harus diyakini dan diketahui oleh setiap muslim agar mereka selamat dalam kehidupan dunia dan akhirat serta mengantarkan mereka kedalam surga Allah swt…
سنة النشر : 2009م / 1430هـ .
حجم الكتاب عند التحميل : 278.6 كيلوبايت .
نوع الكتاب : pdf.
عداد القراءة:
اذا اعجبك الكتاب فضلاً اضغط على أعجبني و يمكنك تحميله من هنا:
شكرًا لمساهمتكم
شكراً لمساهمتكم معنا في الإرتقاء بمستوى المكتبة ، يمكنكم االتبليغ عن اخطاء او سوء اختيار للكتب وتصنيفها ومحتواها ، أو كتاب يُمنع نشره ، او محمي بحقوق طبع ونشر ، فضلاً قم بالتبليغ عن الكتاب المُخالف:
قبل تحميل الكتاب ..
يجب ان يتوفر لديكم برنامج تشغيل وقراءة ملفات pdf
يمكن تحميلة من هنا 'http://get.adobe.com/reader/'