📘 قراءة كتاب FAKTOR FAKTOR PENOPANG MANTAPNYA AQIDAH أونلاين
Mengapa memperhatikan aqidah yang shahih
FAKTOR-FAKTOR MANTAPNYA AQIDAH DI DALAM JIWA
Pertama : Berpegang teguh dengan al-Kitâb dan as-Sunnah
Kedua : Keyakinan as-Salaf bahwa al-Kitâb dan as-Sunnah saling
menjelaskan (menafsirkan)
Ketiga : Kembali kepada al-Kitâb dan as-Sunnah di saat berselisih
Keempat : Fithrah yang lurus
Kelima : Akal mereka yang sehat
Keenam : Wajib merasa tenang dengan aqidah ini
Ketujuh : Mengikat dengan pemahaman sahabat dan yang
mengikuti mereka
Kedelapan : Bersikap moderat (wasath) dan pertengahan (i’tidal)
Kesembilan : Tidak mendahulukan akal daripada naql
Kesepuluh : Hubungan yang baik dengan Allôh
Kesebelas : Yakin secara sempurna terhadap aqidah ini
Kedua belas : Berkeyakinan bahwa mengimani Allôh, asmâ`dan
shifat-shifat-Nya serta hari akhir, adalah yang didatangkan oleh
wahyu
Ketiga belas : Aqidah yang jelas dan jauh dari ketidakjelasan
Keempat belas : Mengambil pelajaran tentang keadaanpara
pengikut hawa nafsu terdahulu
Kelima belas : Mempersatukan kalimat tidak berpecah belah.
BIOGRAFI RINGKAS PENULIS
Beliau adalah Syaikh yang mulia, Prof. DR. ‘Abdur Razzâq
bin ‘Abdil Muhsin bin Hamad bin ‘Utsmân al-‘Abbâd Alu Badr,
putera dari seorang Ulama Senior, ahli hadits Madinah zaman ini,
al-‘Allâmah ‘Abdul Muhsin al-‘Abbâd al-Badr –semoga Allah
memelihara beliau dan memberkahi amal dan lisan beliau-, dan
kami tidak mensucikan seorangpun di hadapan Allah Azza wa
Jalla.
Alu Badr merupakan keturunan Alu Jalas dari Kabilah ‘Utrah
salah satu kabilah al-‘Adnaniyah. Kakek tingkatan ketiga beliau
adalah ‘Abdullah yang memiliki laqob (gelar) ‘Abbad, yang pada
akhirnya keturunan beliau dikenal dengan intisâb (penyandaran)
kepada laqob (julukan) ini. Nenek beliau adalah putri dari
Sulaiman bin‘Abdullah Alu Badr.
Beliau lahir di Zulfa (300 km dari utara Riyadh) pada hari Rabu,
22 Dzulqo’dah 1382 yang bertepatan dengan 17 April 1963. Beliau
tumbuh dan dewasa di desa ini dan belajar baca tulis di sekolah
yang diasuh oleh ayah beliau sendiri.
Beliau mengambil pendidikan hingga sampai kepada tingkatan
doktoral dalam bidang Aqidah. Beliau adalah salah seorang staff
pengajar di Islamic University of Madinah jurusan Aqidah sampai
hari ini.
Beliau menimba ilmu dari beberapa ulama dan masyaikh, yang
terdepan diantara mereka kepada :
1. Ayah beliau, al-Allâmah ‘Abdul Muhsin al-‘Abbâd
hafizhahullâhu.
2. Fadhîlatusy Syaikh ‘Alî Nâshir Faqîhî hafizhahullâhu
3. Fadhîlatusy Syaikh ‘Abdullâh al-Ghunaimân hafizhahullâhu.
Dan selain mereka, semoga Allôh menjaga mereka dan
membalas mereka semua dengan kebaikan yang berlimpah.
Syaikh ‘Abdur-Razzâq al-‘Abbâd memiliki karya tulis yang
cukup banyak, diantaranya adalah :
1. Fiqhu ad-Da’iyah wal Adzkâr
2. Al-Hajj wa Tahdzîbun Nufūs
3. Tadzkirotul Mu`tasî Syarh ‘Aqîdah al-Hâfizh ‘Abdil Ghonî al-
Maqdisî
4. Syarh Hâsiyah Abî Dâwud
5. Al-Atsar al-Masyhūr ‘anil Imâm Mâlik fî Shifatil Istiwâ`
6. Al-Qoulus Sadîd fîr Raddi ‘ala Man Ankara Taqsîmat Tauhîd
7. At-Tuhfatus Sanîyah Syarh Manzhūmah Ibnu Abî Dâwud al-
Hâ`iyah
8. Tsabât Aqîdah as-Salaf wa Salâmatuhâ ’anit
Taghayirât (yang ada di hadapan pembaca) Dan lain-lain.
Beliau juga memiliki rekaman ceramah baik audio dan video yang
tersebar. Syaikh sangat aktif memberikan ceramah baik di dalam
negeri (Kerajaan Arab Saudi) maupun di luar negeri, seperti Afrika,
Asia dan Eropa.
Semoga Allôh membalas segala amalan Syaikh dengan
kebaikan yang berlimpah, menganugerahi beliau ilmu,
amal shalih dan umur yang panjang, serta keistiqomahan
di dalam mendakwahkan dakwah salafiyah ini.
(Disadur dari beberapa sumber situs. Diantaranya dari sahab.net,
islamway.com, alukaz.com, dan lain-lain).
&
' % #$ !"
:
#. .-. )+, )* !"
(
Dengan nama Allôh yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang.
Segala puji hanyalah milik Allôh Rabb (Pemelihara) Alam semesta,
dan akibat yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa.
Semoga Sholâwat dan Salâm senantiasa terlimpahkan kepada
penghulu para rasūl, Nabî kita Muhammad, kepada keluarga dan
seluruh sahabat beliau.
Adapun setelah itu :
Sesungguhnya, ‘Aqîdah Islâmîyah yang murni lagi suci, yang
digali dari al-Kitâb dan as-Sunnah, memiliki kedudukan yang
tinggi lagi teratas di dalam agama, bahkan kedudukannya
bagaikan kedudukan suatu pondasi bagi bangunan, bagaikan
kedudukan hati terhadap jasad dan kedudukan akar bagi pohon.
Allôh Ta’âlâ berfirman :
“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah Telah membuat
perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya
teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit.” (QS Ibrâhîm : 24).
Jadi, perkara aqidah ini merupakan perkara yang sangat besar,
kedudukannya tinggi dan statusnya mulia. Perkaranya tertanam
di dalam jiwa dan terpendam di dalam hati pemiliknya, sehingga
dari aqidah-lah mereka beranjak dan condong kepadanya serta
demi aqidah pula-lah mereka membela. Begitu tingginya
kedudukan aqidah di dalam jiwa dan hati mereka, sehingga
menyebabkan hati menjadi mantap dan jiwa menjadi kokoh. Hal
ini membuahkan dan membentuk perangai yang baik, manhaj
yang lurus, kesempurnaan di dalam amalan, ketekunan di dalam
ketaatan dan ibadah, dan menetapi perintah Allôh Tabâroka wa
Ta’âlâ. Setiap kali aqîdah ini semakin kokoh tertanam di dalam
jiwa dan semakin mantap terpendam di dalam hati mereka, pada
saat itulah aqidah akan membawa mereka kepada setiap kebaikan
dan mendorong mereka kepada segenap keberhasilan, kebaikan
dan keistiqomahan.
Begitulah, mereka mencurahkan perhatian yang besar terhadap
aqidah, dan semakin bertambah perhatian dan pemeliharaan
mereka terhadap aqidah melebihi semua hal yang urgen dan
penting. Aqidah menurut mereka lebih urgen ketimbang makanan,
minuman, pakaian dan seluruh kebutuhan mereka, karena aqidah
merupakan hakikat hati mereka. Allôh Ta’âlâ berfirman :
“Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan
seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang
memberi kehidupan kepada kamu.” (QS al- Anfâl : 24)
Aqidah adalah kehidupan hati mereka yang sejati merupakan
pondasi tumbuhnya amalan, lurusnya perangai dan baiknya
manhaj dan cara (beragama) mereka. Karena itulah, perhatian
mereka semakin besar terhadap aqidah, baik secara keilmuan
maupun keyakinan, sehingga membuahkan hasil berupa
kesungguhan, ketekunan, keistiqomahan dan penjagaan di dalam
mentaati Allôh Tabâroka wa Ta’âlâ.
Sesungguhnya, Aqidah Islâmiyah yang shahih (benar) lagi murni
dan suci, merupakan perkara yang paling penting diantara hal-hal
penting lainnya dan merupakan kewajiban yang paling
ditekankan. Untuk itulah perhatian terhadap aqidah haruslah
didahulukan daripada hal-hal yang penting dan urgen lainnya.
Apabila kita memperhatikan sirah (sejarah) salaf (pendahulu) kita
yang terbaik –semoga Allôh merahmati dan menempatkan mereka
ke dalam surga, dan semoga Allôh membalas (segala jerih payah)
mereka terhadap kaum muslimin dengan balasan yang baik- kita
melihat bagaimana besarnya perhatian dan kesungguhan mereka
terhadap aqidah, dan bagaimana mereka mendahulukan masalah
aqidah dengan perhatian dan kesungguhan melebihi semua hal.
Karena aqidah adalah keinginan mereka terbesar, puncak ambisi
dan semulia-mulianya tujuan mereka.
Bentuk perhatian mereka terhadap aqidah melalui upaya dan
kesungguhan yang bermacam-macam. Diantara bentuk perhatian
mereka terhadap aqidah yang merupakan faktor yang turut
menjaga kokoh dan kekalnya aqidah adalah, karya tulis mereka
yang sangat bermanfaat dan buku-buku berfaidah yang
menetapkan, menjelaskan dan menerangkan masalah aqidah serta
menyebutkan argumentasi dan dalil-dalilnya.
Membelanya dari tipu daya para penipu, permusuhan para
agresor, pengingkaran kaum atheis dan penyelewengan kaum
kaum ekstremis serta semisalnya yang acap kali mengusik
permasalahan seputar aqidah dan menjadi sasarannya.
Para salaf –rahimahumullâhu-menjalankan peran yang agung ini
dengan kesungguhan yang luar biasa dan pengamalan yang besar,
sebagai bentuk pengkhidmatan dan sokongan terhadap aqidah
dan menegakkan kewajiban besar. Mereka menulis tentang aqidah
sebagai penjelas dan penerang, berargumentasi dan berdalil
dengan ratusan buku, bahkan ribuan buku baik yang panjang
maupun yang ringkas, baik yang komprehensif mencakup segala
bab maupun yang khusus hanya mencakup satu aspek dari
aspek-aspek aqidah, baik yang meletakkan dasar bagi al-Haq dan
kebenaran maupun yang membantah penyeleweng lagi pendusta
(yang tak dapat dipercaya). Kemudian, orang yang belakangan
mengambil aqidah dari pendahulu mereka yang terang seterang
matahari di siang hari bolong, yang begitu jelasnya tanpa ada
kesamaran dan kekaburan, disebabkan argumentasinya,
keselamatan dan kekuatan dalilnya, yang begitu terang dan
jelasnya.
Kaum mu’minin ahli ittibâ’ mewarisinya dari generasi ke generasi
dan dari waktu ke waktu. Setiap generasi menjaga dan
memelihara aqidahnya dengan upaya yang begitu besar, kemudian
menyampaikannya kepada generasi setelahnya apa adanya tanpa
perubahan, penggantian maupun penyelewengan dan lain
sebagainya. Generasi setelahnya menjaga dan memperhatikan
aqidah sebagaimana pendahulu mereka menjaga dan
memperhatikannya. Demikianlah aqidah ini terwarisi dari generasi
ke generasi, dan akan senantiasa ada sekelompok dari ummat
Muhammad Shallâllâhu ‘alaihi wa Sallam yang berada di atas
kebenaran dan mendapatkan pertolongan (kemenangan), tidaklah
mencederai mereka orang-orang yang mencerca dan menyelisihi
mereka, sampai datangnya hari kiamat.
Tema pembahasan kita ini adalah tentang mantapnya aqidah as-
Salaf ash-Shâlih –rahimahumullâhu- dan terbebasnya (selamatnya)
dari segala bentuk perubahan, seiring dengan perubahan waktu
dan zaman yang panjang. Ia adalah aqidah yang didakwahkan
oleh Nabi ‘alaihi ash-Sholâtu was Salâm dan aqidah yang para
sahabat dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan lebih
baik berada di atasnya, yang mana mereka saling menyampaikan
satu dengan yang lainnya, dan saling mewariskannya hingga
sampai di zaman kita dalam keadaan yang murni lagi suci.
Ironinya, banyak kaum dan mayoritas manusia menyimpang dan
menyeleweng dari aqidah (yang benar). Jalan mereka saling
berpecah belah dan merekapun menyimpang dari jalan yang benar
lagi lurus.
Nabi yang mulia ‘alaihi ash-Sholâtu was Salâm telah
mengisyaratkan bahwa kejadian ini akan berlangsung dan terjadi.
Beliau bersabda :
“Sesungguhnya barangsiapa yang masih hidup diantara kalian
sepeninggalku nanti, niscaya akan melihat perselisihan yang
banyak. Maka wajib bagi kalian berpegang dengan sunnahku dan
sunnah para khalifah yang lurus lagi terbimbing setelahku.
Genggamlah sunnah tersebut dan gigitlah dengan gigi geraham.
Jauhilah oleh kalian perkara-perkara yang diada-adakan (di dalam
agama), karena setiap perkara yang diada-adakan (di dalam
agama) itu ada bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat.” [HR Abū Dâwud
(4607) dan at-Turmudzî (2676)].
Beliau bersabda di dalam hadits yang lain
“Dan umat ini akan berpecah belah menjadi tujuh puluh tiga
kelompok dan semuanya masuk neraka kecuali satu.” [HR Ahmad
(4/102) dan Abū Dâwud (4597).
Dishahihkan oleh al-Albânî di dalam as-Silsilah ash- Shahîhah
(203)].
Kelompok yang satu itu adalah kelompok yang selamat agamanya,
lurus manhajnya dan shahih aqidahnya.
Karena mereka mengambilnya dari sumbernya yang masih murni
dan mata airnya yang tidak tercemar dengan suatu kekeruhan
sedikitpun. Mereka mengambilnya dari Kitâbullâh dan Sunnah
Nabi-Nya Shalawâtullah wa Salâmuhu ‘alaihi. Keberuntungan
mereka di dalam aqidah dan semua perkara agama terletak pada
keselamatan, ilmu, hikmah dan kemuliaannya, sehingga mereka
lebih berhak menjadi kelompok yang selamat itu dan sebagai
ahlinya. Karena mereka mengambil aqidahnya dari sumbernya
yang utama dan mata airnya, yaitu Kitâb Rabb mereka dan
sunnah Nabi mereka Shallâllâhu ‘alaihi wa Sallam. Allôhpun
menyelamatkan mereka sehingga mereka tidak direnggut oleh
hawa nafsu dan tidak ditelan oleh syubuhât. Mereka tidak
condong kepada akal, pemikiran, hati dan perasaan atau yang
semisalnya dalam rangka mencari pengetahuan aqidah yang
benar. Mereka hanya berpijak pada Kitâbullâh dan Sunnah Nabi-
Nya Shallâllâhu ‘alaihi wa Sallam.
Tidak diragukan lagi bahwa ada berbagai faktor yang menjadi
penyebab langgengnya aqidah, keselamatan dan kemantapannya
di dalam diri pemiliknya dengan taufik dari Allôh Subhanahu wa
Ta’âlâ, karena hanya Allôh-lah sang pemberi taufik satu-satunya
lagi maha lemah lembut. Di tangan-Nya berada segala keutamaan
yang ia anugerahkan kepada siapa saja yang Ia kehendaki dan
Allôh adalah maha pemilik keutamaan yang agung.
Maka, taufik Allôh, petunjuk, hidayah dan pertolongan-Nya
kepada ahlus sunnah merupakan perkara terbesar yang dapat
mewujudkan keselamatan mereka, dan hal ini pulalah yang
menjadikan aqidah ini kekal di dalam jiwa-jiwa mereka.Dan Allôh
adalah maha pemelihara terbaik lagi yang paling welas asih.
Oleh karena itu, seharusnyalah bagi setiap muslim memperkuat
hubungannya dengan Allôh, senantiasa memohon kepada-Nya
agar diberikan pertolongan, taufik, petunjuk dan keselamatan,
karena semua perkara ini berada di tangan-Nya Tabâroka wa
Ta’âlâ :
”Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan (pertolongan) Allah.
Hanya kepada Allah Aku bertawakkal dan Hanya kepada-Nya-lah
Aku kembali.” (QS Hūd : 88)
Tidak diragukan lagi, bahwa ada banyak faktor setelah taufik dari
Rabb Jalla wa ’Alâ dan penjagaan-Nya Subhânahu yang menjadi
faktor penyebab yang dapat mengokohkan, melanggengkan dan
memantapkan aqidah ini ke dalam jiwa pemiliknya serta
selamatnya dari perubahan, ketidaktetapan dan penyelewengan.
Tidak diragukan pula bahwa termasuk hal yang bermanfaat dan
berfaidah bagi seorang muslim di dalam hidupnya, adalah
berupaya memahami faktor-faktor penyebab yang dapat
mengokohkan dan menyelamatkan, memelihara dan menjaga
aqidah di dalam dirinya dengan sebaik-baik penjagaan sembari
tetap memohon pertolongan kepada Allôh Tabâroka wa Ta’âlâ atas
semua hal ini.
Buku ini menjelaskan tentang 15 faktor penopang yang menjadikan aqidah salafushalih ahlussunnah wal jamaah kokoh dan tidak berubah serta pudar sepanjang zaman .
سنة النشر : 2009م / 1430هـ .
حجم الكتاب عند التحميل : 347.3 كيلوبايت .
نوع الكتاب : pdf.
عداد القراءة:
اذا اعجبك الكتاب فضلاً اضغط على أعجبني و يمكنك تحميله من هنا:
شكرًا لمساهمتكم
شكراً لمساهمتكم معنا في الإرتقاء بمستوى المكتبة ، يمكنكم االتبليغ عن اخطاء او سوء اختيار للكتب وتصنيفها ومحتواها ، أو كتاب يُمنع نشره ، او محمي بحقوق طبع ونشر ، فضلاً قم بالتبليغ عن الكتاب المُخالف:
قبل تحميل الكتاب ..
يجب ان يتوفر لديكم برنامج تشغيل وقراءة ملفات pdf
يمكن تحميلة من هنا 'http://get.adobe.com/reader/'